Oleh : Epong Utami (Alumni Sekolah Guru Indonesia Angkatan IV dan Penggiat Pendidikan di @Klinik Pendidikan Nusantara)

Pendidikan karakter dan pendidikan dasar telah termaktup dalam UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi, permendiknas Nomor 23/2006 tentang SKL, Inpres Nomor 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010 menyatakan/menghendaki/memeritahkan pengembangan peserta didik melalui pendidikan di sekolah. Lebih jelas lagi dijelaskan dalam UUSPN Pasal 3, menyebutkan :

Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru Berkarakter VS RPP Berkarakter,
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Maka seharusnyalah Guru dan RPP berhubungan erat


Penjelasan tentang penanaman karakter pada siswa diarahkan pada penguatan metodologi dan kurikulum sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2010. Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdaasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Untuk memfasilitasi sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter tersebut, Direktorat PSMP telah mengembangkan model-model silabus, RPP, dan bahan ajar.

Selain itu juga telah dikembangkan Buku Panduan bagi Guru Mata Pelajaran menggunakan BSE untuk Pendidikan karakter. Maka seharusnyalah Guru dan RPP berhubungan erat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, Guru Berkarakter VS RPP Berkarakter.

Namun kenyataannya, RPP tak ubahnya hanya menjadi pelengkap administrasi pembelajaran. Alasan lain pembuatan RPP di sekolah-sekolahpun hanya digunakan sebagai pelengkap administrasi pada sertifikasi guru maupun akreditasi sekolah. Guru pun kerap kali mengeluhkan beban administrasi pembelajaran yang dianggap memberatkan.

Kelas dengan Karakteristik Siswa yang Berbeda

Pada akhirnya, mengcopy paste RPP yang telah ada dijadikan RPP pembelajaran yang dikumpulkan pada rapat tahunan Guru. seperti yang telah diketahui tiap karakteristik siswa adalah unik maka mencopy paste RPP yang telah ada pada internet bukanlah cara bijak guru dalam merencanakan pembelajaran di kelasnya. Maka RPP yang ada pada internet tersebut belum tentu dapat diterapkan pada sekolah yang berbeda bahkan pada kelas dengan karakteristik siswa yang berbeda.

Alhasil, mal praktik pendidikan sangat mungkin terjadi. Kelas dengan suasana yang sama setiap harinya dialami oleh siswa tanpa memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

Perang Moralitas Terjadi Saat Ini

Bila hal ini terjadi maka bukan tidak mungkin RPP yang telah dibuat oleh para Guru semacam ini bisa jadi hanya pajangan karakter tertulis pada selembar kertas. Sehingga karakter mana yang hendak diterapkan pada peserta didik kita bila guru saja sudah tidak memperhatikan apa yang hendak dilakukannya saat mengajar di kelas.

Tugas rutin guru dalam membuat RPP adalah hanya contoh kecil kejujuran yang diajarkan pada siswa. Mungkin siswa memang tidak mengerti tugas rutin guru ini tapi pahamilah para guru, kalian adalah gerbang pertama dan pertahanan terakhir bagi siswa ketika perang moralitas terjadi saat ini.

Lupa Akan Haknya Menjadi Siswa

Sadarilah hal tersebut tak terlepas dari peranan guru, suasana belajar yang membosankan. Ceramah dan tugas tanpa melibatkan aktivitas siswa lebih banyak dan hanya menjadikan mereka sebagai objek dalam proses pembelajaran.

Siswa tidak lagi menemukan aktualisasi diri mereka, sekolah hanya dijadikan beban karena tugas menumpuk yang diberikan oleh guru. Tentu kita tidak ingin menggadaikan masa depan siswa hanya karena RPP yang dianggap membebankan tersebut bukan. Segala sesuatu yang direncanakan akan jauh lebih baik dan akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Penerapan dari sesuatu yang direncanakan akan dapat memberikan sumbangsih bagi pembentukan karakter siswa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *