Oleh : Taufik Abdullah (Tim Pusat Pengembangan Sekolah & Tenaga Pendidik Makmal Pendidikan – Dompet Dhuafa / @pendidikberpena)

Pendidikan kita saat ini adalah buah kerja 10 – 20, bahkan 30 tahun yang lalu. Menurut hasil riset The Learning Curve Pearson 2014, pendidikan Indonesia menempati posisi ke-40. Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, dan Thailand, menjadi lima negara dengan rangking terbawah yang berada di atas Indonesia. Melihat itu semua, sudah seharusnya masalah pendidikan menjadi masalah kita bersama. Saat ini, banyak yang menjadikan guru sebagai profesi semata tanpa ada rasa kebanggan yang tertanam dalam diri para guru.

Okelah sebagian besar guru menganggap guru itu sebagai profesi, namun apakah mereka menganggap profesi guru itu penting? Kalau pertanyaan itu dilontarkan kepada para guru, jelas jawabannya pasti banyak guru yang secara lisan menyatakan bahwa Ia menyadari profesinya penting. Namun dalam kesehariannya, banyak guru yang tanpa disadari sedang menunjukkan bahwa profesi yang sedang Ia jalani bukan profesi penting.

Guru yang Membuat RPP dengan Copy Paste

Seberapa banyak dari kita yang masih terlambat datang ke sekolah? Guru yang membuat RPP dengan copy paste atau tidak sebenar-benarnya melakukan persiapan mengajar? Adakah guru yang setelah bertahun-tahun mengajar, hanya mengenal metode yang itu-itu saja untuk materi-materi yang diajarkan?

Tindakan yang mereka lakukan itu mengindikasikan bahwa tidak pentingnya profesi guru, maka ini adalah awal dari masalah dalam pendidikan. Lalu bagaimana agar pendidikan berkualitas di negeri ini menjadi berkualitas? Tidak lain adalah manejemen sekolah dan kompetensi guru harus di tingkatkan. Namun fakta di lapangan, sangat jarang kita temukan kepala sekolah yang mengoptimalkan fungsinya sebagai kepala sekolah, begitu pun pengawas sekolah.

Kalau sudah dua organ dalam sekolah ini tidak menjalankan fungsinya dengan baik, bisa dipastikan guru-guru yang ada di sekolah tersebut tidak melakukan tugasnya sebagai pengajar yang baik. Jangankan ingin meningkatkan komptensinya, masuk kedalam kelas saja telat. Mengelola pendidikan berkualitas bukanlah persoalan yang mudah, dibutuhkan pemikiran dan analisis mendalam agar pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Fungsi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

Inilah kenapa program pendampingan sekolah menjadi penting, salah satu alasannya adalah untuk mengoptimalkan fungsi kepala sekolah dan pengawas sekolah. Program pendampingan sekolah ini melingkupi dua ranah yaitu pendampingan kepala sekolah dalam hal optimalisasi manajemen sekolah dan pendampingan para guru untuk peningkatan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.

Program pendampingan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang dimulai dari peningkatan keterampilan dan kreatifitas para guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan sehingga murid-murid lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan.

Selain itu, program ini diharapkan mampu merubah cara pandang para guru dalam menjawab tantangan-tantangan yang muncul pada proses pembelajaran. Sasaran akhirnya adalah terwujudnya sekolah berstandar nasional yang memiliki peserta didik yang berkualitas dan berkarakter.

Keberlangsungan Implementasi Program

Dalam proses pendampingan ini, para guru juga diberikan sesi pembinaan (coaching) dan pendampingan (mentoring) untuk memastikan para peserta dapat menerapkan materi pelatihan dengan benar didalam kelas. Hal ini juga bertujuan untuk menjamin keberlangsungan implementasi program serta memastikan program ini memberikan manfaat positif bagi para peserta didik di sekolah.

Tidak ada pekerjaan baik yang sia-sia di dunia ini. Dan yakinlah ketika kita melakukan satu hal kebaikan, pasti ada kebaikan dan kemudahan yang akan mengiringinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *