Oleh : Restgha Noriega, S.Pd (Guru Relawan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa)
Membahas pendidikan Indonesia memang tak ada habisnya. Selalu timbul pertanyaan kenapa pendidikan di Indonesia masih begini-begini saja? Atau malah sibuk menyalahkan sana sini. Dikutip dari undang-undang nomor 2 tahun 1985 mengenai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupaan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, sehat jasmani, rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan bangsa. Itu artinya masyarakat Indonesia turut serta bertanggung jawab dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, berarti bukan hanya sekedar menjadi tugas pemerintah, kepala sekolah dan guru saja tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
Pemerintah sudah berupaya membuat berbagai program demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Tetapi masih saja banyak anak-anak Indonesia yang putus sekolah dengan berbagai macam alasan. Pemerataan sekolah-sekolah didaerah terutama daerah tertinggal, program sekolah gratis hingga BSM yang kini berubah menjadi program Indonesia pintar masih belum menjamin seluruh anak Indonesia dapat bersekolah. Pemerintah masih terus berusaha dan berjuang dalam pemerataan pendidikan di Indonesia.
Faktanya di Lapangan
Fakta dilapangan, banyak terjadi aduan dari masyarakat mengenai program-program pendidikan dari Pemerintah tersebut. Salah satunya kecurangan yang dimulai dari sasaran yang tidak tepat hingga entah kemana dana tersebut mengalir. Berdasarkan data yang diperoleh dari lembaga Programme for International Study Assesment (PISA), pendidikan Indonesia masuk dalam peringkat 64 dari 65 negara. Melihat kenyataan seperti ini, seolah-olah Indonesia masih sangat jauh mengejar ketinggalan. Apa yang perlu dilakukan? Saatnya kita sebagai warga negara Indonesia sadar bahwa masalah pendidikan adalah masalah kita bersama. Pemerintah dan masyarakat sudah seharusnya membangun kerjasama yang baik. Sosialisasi program yang jelas dan merata, menanggapi dan memberi solusi pada setiap aduan masyarakat terutama mengenai kecurangan-kecurangan yang terjadi dilapangan.
Pada dasarnya, setiap sistem selalu dibuat baik sekalipun dalam pelaksanaannya banyak terjadi masalah. Evaluasi dan refleksi terhadap sistem memang sudah pasti dilakukan. Kesalahpahaman yang terjadi menunjukan bahwa kurangnya sosialisasi dan kerjasama dengan masayarakat sehingga banyak terjadi penerimaan yang berbeda. Selain itu, perlu pengawasan lebih pada pelaksanaan program serta konsistensi dari pelaksana sistem yang amanah.